RESUME
Gagalnya Historiografi Indonesiasentris
Bambang
Purwanto
Penerbit
Ombak
Tahun
2006
300 halaman
Pada bagian pembuka buku mengemukakan sebuah
pertanyaan yang kritis mengenai historiografi Indonesia, pertanyaan itu adalah
apa ciri historiografi Indonesia yang tentunya dalah sebagai kontra dari
penulisan sejarah yang telah dibakukan oleh pemerintah kolonial Belanda yang
sangat kita ketahui sarat dengan unsur kepentingan mereka dalam rangka menguasai
negeri ini. Dalam bahasa
sederhana, kemunculan historiografi Indonesia merupakan antitesis atas
pembenaran Sejarah yang telah diberlakukan oleh kolonial dan menjadi sebuah
dekolonialisasi sejarah Indonesia.
Pada dasarnya ketika penulisan sejarah Indonesia
berprinsipkan menghilangkan aspek aspek kolonial dalam sangkut paut sejarah
sebagai imbas dari idealisme historiografi Indonesia sentris, maka banyak hal
yang muncul pada akhrinya. Semisal timbulnya sejarah yang anakronis dalam
memahami suatu peristiwa sejarah. Persfektif ini disebabkan oleh peranan
sejarah yang ingin menghilangkan kultur kolonial itu sendiri. Padahal jika kita
ingin menyadari, tidak ada suatu peristiwa sejarah dimana aktor utamanya adalah
aktor tunggal. Pasti selalu ada minimal dua aktor yang menyebabkan sebuah
peristiwa itu terjadi. Dalam konteks ini adalah aktor kolonial Belanda sebagai
pemicu peristiwa sejarah bangsa ini terjadi disamping aktor (peran) dari orang
Indoensia itu sendiri. Pada akhirnya prinsip dekolonialisasi sejarah yang pada
awalnya hanya untuk mengeliminasi peran dan pengaruh kolonial dalam lintas
waktu sejarah Indonesia dalam konteks rekontrusksi sejarah, malah menjadi
sebuah pembenaran yang padahal menjadikan tradisi sejarah itu jauh dari kesan
kritis bahkan menimbulkan sebuah kesan parsial dalam historiografi dan motifnya
adalah kepentingan politik ideologis yang tidak mengakui adanya keberagaman
peran sejarah.
Historiografi Indonesia sentris yang idealnya adalah
sebagai antitesis atas lahirnya historiografi kolonial, telah gagal
mengembangkan perannya. Hal ini disebabkan oleh, meskipun pada dasarnya telah
mengarah kepada pembenaran secara konseptual, Sering pula munculnya ketidak
seimbangan antara fakta masa lalu dengan fakta yang belakangan ditemukan sampai
sekarang. Selain itu kemunculan
historiografi Indonesia sentris sebenarnya tidak lepas dari dampak kemunculan
rezim orde baru. Historiografi Indonesia sentris lahir sebagai upaya pelurusan
sejarah yang disebut-sebut telah diselewengkan oleh orde baru untuk kepentingan
mereka. Sayangnya, meskipun muncul sebagai sebuah idealisme yang besar, namun
dalam praktek di lapangan belum muncul secara optimal sebuah penulisan sejarah
yang objektif, kirtis dan faktual. Sumber
sejarah yang objektif masih banyak yang mubadzir karena tidak terangkat dengan
alasan kekurangan dasar epistemologi dan metodologi. Sejarah bukanlah sesuatu
yang mutlak sehingga tidak dapat dirubah atau direkonstruksi kembali
kebenarannya secara ilmiah. Karenanya sebuah rekotruksi sejarah mutlak dilakukan,
dengan catatan ditemukannya sumber-sumber baru yang dapat merubah paradigma
sebelumnya terhadap sebuah peristiwa.
Kesimpulan
Historiografi Indonesiasentris perlu untuk dirumuskan kembali.
Banyak hal dalam historiografi indonesiasentris yang sebenarnya belum
indonesiasentris, belum menempatkan pribumi sebagai pelaku sejarah sepenuhnya.
Wanita, anak-anak, konflik internal, islam,dan Cina, karya-karya sejarawan
Indonesia sudah seharusnya tidak menjadi konsumsi pribadi melainkan menjadi
konsumsi masyarakat demi masa depan yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar